Matriks dan Transformasi Linear

Determinan Matriks

Determinan suatu matriks adalah suatu fungsi skalar dengan domain matriks bujur sangkar. Dengan kata lain, determinan merupakan pemetaan dengan domain berupa matriks  bujur sangkar, sementara kodomain berupa suatu nilai skalar. Determinan suatu matriks sering digunakan dalam menganalisa suatu matriks, seperti : untuk memeriksa keberadaan invers matriks, menentukan solusi sistem persamaan linear dengan aturan cramer, pemeriksaan basis suatu ruang vektor dan lain- lain. Pada bab ini akan dijelaskan tentang penentuan nilai determinan suatu matriks dengan menggunakan definisi (permutasi), operasi baris elementer dan ekspansi kofaktor. Selain itu, akan dijelaskan hubungan determinan dengan invers matriks Misalkan :
Permutasi dan Definisi Determinan Matriks
Permutasi merupakan cabang ilmukombinatorik, pada kurikulum SMA pun telah diperkenalkan definisi permutasi.  
Permutasi merupakan susunan yang mungkin dibuat dengan memperhatikan urutan.  

Contoh 2.1 :
Permutasi dari {1, 2, 3} adalah
(1,2,3), (1,3,2),(2,1,3),(2,3,1),(3,1,2),(3,2,1)
Selanjutnya diperkenalkan definisi invers dalam permutasi, yaitu jika bilangan yang lebih besar mendahului bilangan yang  lebih kecil dalam urutan permutasi. Misalkan dalam suatu  
permutasi tertulis (2, 1, 3) maka dalam urutan bilangan tersebut, bilangan yang lebih kecil dari 2 hanya bilangan 1 sehingga nilai inversnya adalah 1. Sementara itu, setelah bilangan 1 hanaya ada bilangan 3, tidak ada bilangan yang lebih kecil dari 1 sehingga  
inversnya adalah nol. Jumlah invers dalam permutasi tersebut
adalah 1 + 0 = 1. Selanjutnya, jumlah invers pada suatu permutasi akan didefinisikan sebagai berikut :  
• Permutasi genap yaitu jumlah invers adalah bilangan genap
• Permutasi ganjil yaitu jumlah invers adalah bilangan ganjil
Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut ini.

Contoh 2.2
Jumlah invers pada permutasi dari {1, 2, 3}
(1,2,3) Æ 0 + 0 = 0 Æ permutasi genap
(1,3,2) Æ 0 + 1 = 1 Æ permutasi ganjil
(2,1,3) Æ 1 + 0 = 1 Æ permutasi ganjil
(2,3,1) Æ 1 + 1 = 2 Æ permutasi genap
(3,1,2) Æ 2 + 0 = 2 Æ permutasi genap
(3,2,1) Æ 2 + 1 = 3 Æ permutasi ganjil

Misalkan Anxn, hasil kali elementer matriks A adalah hasil kali n buah unsur A tanpa ada pengambilan unsur dari baris maupun kolom yang sama. Selanjutnya hasil kali elementer  
tersebut diberi tanda positif (+) atau negatif (–), sehingga dinamakan hasil kali elementer bertanda. Pemberian tanda  tersebut sangat bergantung pada jenis permutasi yang terbentuk  (ganjil atau genap), jika permutasi genap maka tanda yang  digunakan adalah positif (+), sedangkan jika permutasi ganjil 
maka tanda yang digunakan adalah negatif (–). Sementara itu, permutasi genap atau ganjil bergantung pada indeks indeks  
kolom unsur matriks A, yang akan membentuk suatu himpunan permutasi. Misalkan, perkalian unsur matriks a12 a21 a33 akan diberi  
tanda negatif (–), karena himpunan permutasi yang terbentuk dari indeks kolom adalah {2, 1, 3}. Dari permutasi tersebut jumlah  
invers yang diperoleh adalah 1 + 0 = 1, sehingga tanda dari hasilkali elementer unsur tersebut adalah negatif (–), yaitu –a12a21a33. Selanjutnya, determinan suatu matriks Anxn adalah hasil  penjumlahan seluruh hasilkali elementer bertanda matriks A  
tersebut. Agar memperoleh pemahaman yang lebih jelas, perhatikan contoh dibawah ini.
Menghitung Determinan dengan OBE

Saat masih di bangku SMA, telah diajarkan dalam menentukan determinan suatu matriks. Perhatikan beberapa matriks berikut ini :
Secara sederhana, determinan suatu matriks merupakan hasil kali setiap unsur diagonal pada suatu matriks segitiga (atas  
atau bawah). Tetapi dalam kenyataannya, tak semua matriks berbentuk segitiga, sehingga kita dapat menentukan tak semudah  
diatas. Dalam menentukan determinan suatu matriks. Dengan menggunakan operasi baris elementer (OBE), kita akan mencoba  
merubah suatu matriks bujur sangkar (secara umum) menjadi suatu matriks segi tiga. Secara sederhana, gambaran proses yang  
dilakuakn adlah sebagai berikut :
Matriks bujur sangkar ~ OBE ~ matriks segitiga. Alasan inilah yang mengharuskan kita mengetahui pengaruh  
operasi baris elementer terhadap determinan suatu matriks. Berikut ini adalah pengaruh OBE pada nilai determinan suatu  
matriks, yaitu :
1) Jika matriks B berasal dari matriks A dengan satu kali pertukaran baris maka :  
 Det (B) = - Det (A)

Perhatikan bahwa B merupakan matriks yang
berasal dari A dengan menukarkan baris pertama dan baris ke-2. Jelas bahwa det (B) = –1 – 2 = – 3 = – |A|  

2) Jika B berasal dari A dengan perkalian sebuah baris dengan konstanta tak nol k maka Det (B) = k . Det (A)

3) Jika matriks B berasal dari matriks A dengan perkalian sebuah baris dengan konstanta tak nol k lalu dijumlahkan pada baris lain maka Det (B) = Det (A)

Terlihat bahwa determinan matriks hasil OBE
adalah sama dengan determinan matriks asal
sebelum di OBE.

Menghitung Determinan dengan ekspansi kofaktor

Misalkan sebuah matriks bujur sangkar berukuran n x n :

Sebelum memaparkan penentuan determinan dengan menggunakan operasi baris elementer, perhatikan beberapa  definisi berikut :  
(i) Mij disebut Minor- ij yaitu determinan matriks A dengan menghilangkan baris ke_i dan kolom ke-j matriks A.

(ii) Cij Matrik dinamakan kofaktor - ij yaitu (-1)i+j Mij

det (A) = ai1 Ci1 + ai2 Ci2 + . . . + ain Cin

• Menghitung det (A) dengan ekspansi kofaktor sepanjang kolom ke-j :  
det (A) = aij C1j + a2j C2j + . . . + anj Cjn

Misalkan A merupakan suatu matriks bujur sangkar n x n dan Cij adalah kofaktor aij, maka matriks : 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penggunaan Fungsi Matriks dalam Microsoft Office Excel Sebagai Media Pembelajaran Matematika